Defending the Weak: Exploring Liberation Theology from Theologians and Thinkers in Indonesia

##plugins.themes.bootstrap3.article.main##

Muhammad Ahalla Tsauro

Abstract

Abstrak


Paper ini mencoba menelusuri para teolog pembebasan di Indonesia yang telah terlibat dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat yang tertindas demi kemanusiaan dan keadilan. Dalam memahami topik ini, gambaran besar teologi pembebasan dari sisi historis perlu digali untuk memetakan dan menjelaskan orientasi keagamaan dan peran nilai-nilai agama seperti apa yang mendasari dana melatar belakangi pemikiran dan gerakan mereka dalam menyikapi dan menghadapi permasalahan sosial. Gerakan yang dipelopori oleh para teolog dan para pemikir teolog tersebut memiliki keterkaitan dengan dengan apa yang dilakukan oleh para teolog pembebasan baik itu di kawasan Amerika Latin maupun di Asia. Semangat pembebasan yang diusung oleh figur terkemuka seperti Gustavo Guiterrez, Ali Shariati, Ashgar Ali maupun Hassan Hanafi membawa warna tersendiri bagi dalam mengeksplorasi teolog lokal. Dalam paper ini, penulis mencoba mengungkap empat tokoh teologi pembebasan maupun pemikir Indonesia; Abdurrahman Wahid, Francis Wahono, Mansour Fakih dan Moeslim Abdurrahman. Dengan menggunakan pendekatan sosiologi pengetahuan milik Karl Manheim, paper ini mencoba mengungkapkan hal-hal berikut; 1) tokoh-tokoh yang dikaji dalam paper ini memiliki peran penting dalam membentuk dan menandai pentingnya orientasi keagamaan dalam menyikapi isu-isu sosial terkait dengan masyarakat yang tertindas dan termarginalisasikan, 2) dalam upaya mendekolonisasi ilmu pengetahuan, para pemikir ini membawa arah pendidikan transformatif dan kritis yang dapat membebaskan orang dari keterbelakangan dan ketergantungan. Kajian ini menyimpulkan, pelibatan figur-figur diatas memiliki peran yang signifikan untuk merumuskan pola pikir alternatif yang dapat merespon upaya ketidakadilan dan membebaskan masyarakat yang terpinggirkan.


Abstract


This paper tying to explore the liberation theologians in Indonesia that have involved in various occasion, fighting for the oppressed and uphold their voices and rights for the sake of justice. In understanding this topic, the big picture of historical liberation theology is needed to explain the role of religious orientation and religious values that derived from their thoughts related to exact practices in dealing with social problems. Such movements were similar or can be referred to movements in Latin America or Asia that inspired directly or indirectly, such as Gustavo Gutierrez, Ali Shariati, Asghar Ali, and Hassan Hanafi that might be a proper cornerstone on exploring local theologians. Although there have been numerous Indonesian theologians, only four among prominent figures will be discussed; Abdurrahman Wahid, Francis Wahono, Mansour Fakih and Moeslim Abdurrahman. Using Karl Manheim’s Sociology of Knowledge, this paper found among other things; These religious-liberative figures has been crucial in shaping and marking the important of religious orientation in fighting social issues including those who oppressed and marginalized within society. In term of decolonizing knowledge, critical education has been proposed by theologians to liberate people from the captive way of thinking such backwardness and ignorance. The study concludes, these figures engagement has significant role to formulate an alternative mode of thinking that can liberate marginalized people and counter injustices.  

##plugins.themes.bootstrap3.article.details##

How to Cite
Muhammad Ahalla Tsauro. (2021). Defending the Weak: Exploring Liberation Theology from Theologians and Thinkers in Indonesia. Tashwirul Afkar, 40(1). Retrieved from https://tashwirulafkar.or.id/index.php/afkar/article/view/46


Section
Articles